Selasa, 28 Maret 2017

PRODUK DOMESTIK BRUTO & PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

NAMA: ALVIRA REVANIYANTI
KELAS : 1EB19
NPM : 20216663


PRODUK DOMESTIK BRUTO &
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI 

A.    Pengertian dan Contoh PDB ( Produk Domesitik Bruto)
1)      Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah produksi berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam batas wilayah (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.     
Rumus PDB dengan pendekatan pengeluaran


PDB = C + I + ( X – M) +G                                          

C        = Konsumsi
I         = Investasi
X        = ekspor
M       = Import
G        = Pengeluaran Negara
·         Contoh data PDB yang diambil dari trading economics indonesia
Kalender
GMT
Referensi
Realisasi
Sebelum Ini
Kesepakatan
Perkiraan
2016-11-07
04:00 AM
Q3
5.02%
5.19%
5.04%
5.0%
2017-02-06
04:00 AM
Q4
4.94%
5.01%
5.07%
5.1%
2017-02-06
04:00 AM
2016
5.02%
4.88%
5.04%
5%
2017-05-04
02:00 AM
Q1
-
4.94%
-
5%
2017-08-05
02:00 AM
Q2
-
-
-
5.1%

B.     Pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi indonesia
1)      Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
·         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1.      Faktor produksi
2.      Faktor investasi
3.      Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4.      Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5.      Faktor keuangan Negara

Sedangkan Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, faktor penentu tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka pendek.

Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih buruk dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.

Faktor eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1.      Faktor-faktor Internal
a.       Faktor ekonomi, antara lain:
-         Buruknya fundamental ekonomi nasional
-         Cadangan devisa
-         Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
-         Sektor perbankan dan riil
-         Pengeluaran konsumsi
b.      Faktor non ekonomi, antara lain:
-         Kondisi politik, social dan keamanan
-         PMA dan PMDN
-         Pelarian modal ke luar negeri
-         Nilai tukar rupiah
2.      Faktor-faktor Eksternal
-         Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia

2)      Teori Pertumbuhan Ekonomi
1.      Aliran Klasik
·         Teori Adam Smith
Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertam-bahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output.
·         Teori David Ricardo
Pertumbuhan penduduk yang semakin besar akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun.
2.      Aliran Neo Klasik
·         Teori Robert Solow
Pertumbuhan ekonomi bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknol ogi modern dan hasil atau output.
·         Teori Joseph Scumpeter
Proses pertumbuhan ekonomi merupakan proses inovasi ( pembaharuan dalam cara berproduksi yang lebih efisien ) yang dilaksanakan oleh para innovator/wirausahawan.
3.      Aliran Moderen
·         Kualitas SDM dan kemajuan teknologi
·         Energi
·         Kewirausahaan
·         Bahan baku
·         Material
3)      Perubahan Struktur Perekonomian Nasional
Pembangunan ekonomi dalam jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi sector non primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
Meminjam istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi umum disebut transformasi structural dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintan agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), dan penawaran agregat (produksi dan penggunaan factor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (Chenery, 1979).
Teori perubahan structural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara-negara sedang berkembang, yang semula bersifat subsisten (pertanian tradisional) dan menitikberatkan sector pertanian menuju struktur perekonomian yang lebih modern yang didominasi sector non primer, khususnya industri dan jasa. Ada 2 teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi structural).
Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Di pedesaan, karena pertumbuhan penduduknya tinggi, maka kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkat hidup masyarakatnya berada pada kondisi subsisten akibat perekonomian yang sifatnya juga subsisten. Over supply tenaga kerja ini ditandai dengan nilai produk marjinalnya nol dan tingkat upah riil yang rendah.
Di dalam kelompok Negara LDCs, banyak Negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dann prosesnya berbeda antarnegara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam sejumlah faktor-faktor internal berikut :
1.      Kondisi dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri (Economic Base)
Suatu Negara yang pada wal pembangunan ekonomi atau industry-industri dasar (seperti mesin, besi, dan baja) yang relative akan mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat atau cepat dibandingkan yang hanya memiliki indistri-industri ringan (seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan minuman).
2.      Besarnya Pasar Dalam Negeri
Dalam hal ini besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Pasar dalam negeri yang besar seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang (walau tingkat pendapatan per kapita rendah), merupakan salah satu faktor insentif pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industry, karena menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya mendukung).
3.      Pola Distribusi Pendapatan
Faktor ini sangat mendukung faktor pasar di atas. Walaupun tingkat pendapatan rata-rata per kapita pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industry-industri selain industry-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan, minuman, sepatu, dan pakaian jadi.
4.      Karakteristik Industrialisasi
Karakter industrialisasi antara lain mencakup cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industry yang diterapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya berbeda antar Negara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda antarnegara.
5.      Keberadaan Sumber Daya Alam (SDA)
Ada kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada Negara yang miskin SDA. Sebagai contoh Indonesia yang awalnya sangat mengandalkan kekayaan SDAnya, terutama migas, dapat dikatakan relative terlambat melakukan industrialisasi dibandingkan Negara-negara kecil dan miskin SDA di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Singapura.
6.      Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Fakta menunjukkan bahwa di Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup atau inward looking policy, pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan di Negara-negara yang menerapkan outward looking policy. Banyak LDCs, termasuk Indonesia, pada awal pembangunan menerapkan kebijakan protektif terhadap sector industrinya, kebijakan yang umum disebut impor substitution policy. Hasilnya, sector industry mereka berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada impor, dan tingkat diversifikasinya rendah, khususnya lemah dikelompok midstream industries (seperti industry barang modal, input perantara, dan komponen-komponen untuk industry-industri hilir) yang pada umumnya menerapkan system produksi assembling.
Sedangkan Negara-negara berpendapatan tinggi di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong, yang berhasil dalam menstransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama.

C.     Sejarah pertumbuhan ekonomi selama orde baru hingga saat ini
·         Masa Orde Baru (1966 - 1998)
Struktur perekonomian Indonesia pada tahun 1950-1965 dalam keadaan kritis. Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Secara garis besar, upaya pemulihan struktur perekonomian dan pembangunan pada masa orde baru, pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
-          Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
Stabilisasi ekonomi berarti mengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak terus. Dan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
-          Kerja Sama Luar Negeri
-          Pembangunan Nasional
Tujuan Pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1.      Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2.      Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima Tahun)
Merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling berkaitan/berkesinambungan.
Pelaksanaan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru berpedoman pada Trilogi Pembangunan dan Delapan jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi Trilogi Pembangunan adalah :
·         Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
·         Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
·         Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
·         Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu:
1.      Pelita I (1 April 1969 - 31 Maret 1974)
·   Menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri yang mendukung sektor pertanian.
·   Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap berikutnya dengan sasaran dalam bidang Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
2.      Pelita II  (1 April 1974 -  31 Maret 1979)
·   Menitik beratkan pada sektor pertanian dengan meningkatkan insdutri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. 
·   Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan, sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas kesempatan kerja.
·   Pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
3.      Pelita III (1 April 1979 - 31 Maret 1984)
·   Menitik beratkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
4.      Pelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989)
·   Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin industri sendiri. 
·   Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
5.      Pelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994)
·   Titik beratnya pada sektor pertanian dan industri.
·   Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun.
6.      Pelita VI (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999)
·   Titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. 
·   Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pembangunan nasional Indonesia dari pelita ke pelita berikutnya terus mengalami peningkatan keberhasilan pembangunan. 
·   Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.

·         Masa Reformasi (1998 - Sekarang) 
a.       Presiden B.J.Habibie
Pada  tanggal 14 dan 15 Mei 1997, nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS mengalami suatu goncangan hebat akibat para investor asing mengambil keputusan ‘jual’ karena mereka para investor asing tidak percaya lagi terhadap prospek perekonomian negara tersebut, paling tidak untuk jangka pendek. Pemerintan Thailand meminta bantuan IMF. Pengumuman itu mendepresiasikan nilai baht sekitar 15% hingga 20% hingga mencapai nilai terendah, yakni 28,20 baht per dolar AS.
Apa yang terjadi di Thailand akhirnya merebet ke Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai merendah sekitar pada bulan Juli 1997, dari Rp 2.500 menjadi Rp 2.950 per dolar AS. Nilai rupiah dalam dolar mulai tertekan terus dan pada tanggal 13 Agustus 1997 rupiah mencapai rekor terendah, yakni Rp 2.682 per dolar AS sebelum akhirnya ditutup Rp 2.655 per dolar AS. Pada tahun 1998, antara bulan Januaru-Februari sempat menembus Rp 11.000 per dolar AS dan pada bulan Maret nilai rupiah mencapai Rp 10.550 untuk satu dolar AS.
Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan transisi memiliki karakteristik sebagai berikut:
·               Kegoncangan terhadap rupiah terjadi pada pertengahan 1997, pada saat itu dari Rp 2500 menjadi Rp 2650 per dollar AS. Sejak masa itu keadaan rupiah menjadi tidak stabil.
·               Krisis rupiah akhirnya menjadi semakin parah dan menjadi krisis ekonomi yang kemudian memuncuilkan krisis politik terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
·                     Pada awal pemerintahan yang dipimpin oleh Habibie disebut pemerintahan reformasi. Namun, ternyata pemerintahan baru ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, sehingga kalangan masyarakat lebih suka menyebutnya sebagai masa transisi karena KKN semakin menjadi, banyak kerusuhan.
Yang dilakukan habibie untuk memperbaiki perekonomian indonesia :
Ø  Merekapitulasi perbankan dan menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian.
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independent berdasarkan UU No. 30 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia didukung oleh 3 (tiga) pilar yang merupakan 3 (tiga) bidang utama tugas Bank Indonesia yaitu :
-         Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter
-         Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
-         Mengatur dan mengawasi Bank
Ø  Melikuidasi beberapa bank bermasalah.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya. Banyaknya utang perusahaan swasta yang jatuh tempo dan tak mampu membayarnya dan pada akhirnya pemerintah mengambil alih bank-bank yang bermasalah dengan tujuan menjaga kestabilan ekonomi Indonesia yang pada masa itu masih rapuh.
Ø  Menaikan nilai tukar rupiah
Selama lima bulan pertama tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berfluktuasi. Selama triwulan pertama, nilai tukar rupiah rata-rata mencapai sekitar Rp9200,- dan selanjutnya menurun menjadi sekitar Rp8000 dalam bulan April hingga pertengahan Mei. Nilai tukar rupiah cenderung di atas Rp10.000,- sejak minggu ketiga bulan Mei. Kecenderungan meningkatnya nilai tukar rupiah sejak bulan Mei 1998 terkait dengan kondisi sosial politik yang bergejolak. nilai tukar rupiah menguat hingga Rp. 6500 per dollar AS di akhir masa pemerintahnnya.
Ø  Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.

b.      Presiden Abdurahman wahid
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia mulai mengarah pada perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju inflasi dan tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi moneter dalam negeri juga sudah mulai stabil.
Hubungan pemerintah dibawah pimpinan Abdurahman Wahid dengan IMF juga kurang baik, yang dikarenakan masalah, seperti Amandemen UU No.23 tahun 1999 mengenai bank Indonesia, penerapan otonomi daerah (kebebasan daerah untuk pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN 2001 yang terus tertunda.
Politik dan sosial yang tidak stabil semakin parah yang membuat investor asing menjadi enggan untuk menanamkan modal di Indonesia. Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung negatif, bahkan merosot hingga 300 poin, dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.
Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat.

c.       Presiden Megawati Soekarnoputri
Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain:
1.      Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
2.      Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
3.      Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya pembangunan nasional.

d.      Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut di berhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan SBY dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus bank century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus bank century ini.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5 persen pada 2011.
Dengan demikian, prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada triwulan IV - 2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010. Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang negara. Masalah-masalah besar lain pun masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
e.       Pemerintahan Joko widodo (saat ini)
Namun saat ini, Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk tertinggi di dunia. Pertumbuhan ekonomi indonesia diklaim hanya kalah dari India dan China. Meski banyak negara produsen komoditas mengalami pukulan namun indonesia masih memiliki kemampuan untuk menjaga pertumbuhan ekonominya yang pada kuartal III/2016 tumbuh 5,04%.
D.    Faktor-faktor yang menentukan prospek pertumbuhan ekonomi indonesia
Ø  Faktor Internal
a.       faktor Ekonomi :
-         Cadangan Devisa Negara
semakin besar cadangan devisa negara maka akan maju dan penuh denga inovasi , sebaliknya jika devisa negara  rendah maka kemajuan dan kemakmuran di negara tersebut sulit dicapai. 

-         Baik /buruknya  fundamental ekonomi nasional

Fundamental adalah hal hal yang berhubungan dengan ekonomi ,keuangan , dan faktor operasional yang memperngaruhi perekonomian

Dibutuhkan fundamental yang baik dan kuat terhadap tekanan ekonomi yang semakin besar dan  menopang pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
-         Sektor perbankan nasional
·         Stabilitas kebijakan moneter , kestabilan perekonomian negara ada di tangan sektor bank
·         Indonesia memilik sektor bank yaitu bank indonesia , peran  sektor bank dalam perekonomian negara adalah
1.      Menjaga stabilitas moneter
2.      Menciptakan kinerja lembaga keuangan yang baik
3.      Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
4.      Menjalakan riset dan pemantauan stabilitas keuangan negara
5.      Sebagai pengaman sistem keuangan
6.      Menciptakan uang giral
7.      Menjadi perantara keuangan
8.      Mengelola arus pembayaran dan pelayanan jasa jasa seputar perbankan
9.      Memelihara cadangan devisa negara
10.  Mengawas bank
11.  Sebagai bankir sekaligus agen dan penasihat pemerintah

b.      faktor nonekonomi

-         kondisi politik ,sosial dan keamanan negara

kegiatan dalam sistem pembanguan negara melalui pembagian pembagian kekuasaan , kestabilan politik mendukung pertumbuhan ekonomi modal untuk     ekspor ke luar negeri mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah pemilihan umum (pemilu). Pemilu akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena penyerapan belanja pemerintah akan dihabiskan pada pesta demokrasi ini

-         nilai kurs (tukar) Rupiah

dipengaruhi oleh  kebutuhan dolar AS  untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tidak semakin turun atau tetap stabil dan menjaga kesinambungan ekonomi

Ø  Faktor Eksternal

-         Kondisi Perdagangan  dan perekonomian regional atau dunia

merupakan faktor eksternal yang sangat penting untuk mendukung proses pemulihan ekonomi diIndonesia. Mengapa kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau duniatersebut dinilai penting? Sebab, apabila kondisi perdagangan dan perekonomian negara-negara tersebut terutama mitra indonesia sedang melemah. Maka akan berdampak pula pada proses pemulihan yang akan semakin mengulur waktu dan akibatnya dapat menghambat kemajuan perekonomian Indonesia.

 

Ø  Beberapa faktor penunjang

-         Faktor Sumber daya alam

Karna Negara dengan kekayaan alam yang tinggi dan memiliki nilai ekonomi akan lebih mudah mengembangkan perekonomiannya ,banyak kekayaan dari dasar bumi jika di kelola dengan baik akan menghasilkan keuntungan besar 
-         Faktor Sumber daya manusia
Faktor ini sebagai pendukung penting , tenaga kerja dan pengusaha yang mampu mengelola sumber daya alam ,produksi barang ,atau jasa
Sumber daya manusia juga berperan dalam penciptaan teknologi baru , maka jika suatau negara menginginkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka negara tersebut harus menigkatkan kualitas sumber daya manusianya terlebih dahulu.
-         Faktor Ilmu pengetahuan dan teknologi 
Teknologi merupakan penentu pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan ekonomi karena penguasaan teknologi yang baik maka akan memudahkan negara suatu negara dalam mengelola sumber daya alam yang dimilik negara y=tersebut sehingga dapat mencapai tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang tinggi.
1.      Faktor Budaya
Faktor budaya sebagai modal dasr pembangunan ekonomi budaya dapat dipandang sebagai aset atau sebagai modal yang dapat di kembangkan menjadi produk atau karya seni yang dapat di perkenalkan pada negara lain dan memiliki nilai ekonomi

Ø  Budaya sebagai asset
Sebagai wadah atau sarana dalam pembangunan ekonomi. Niloai dan sarana sosial menjadi alat penyampaian atau sosialisasi yang selanjutnya menjadi dasar mekanisme dalam pertumbuhan ekonomi
Ø  Budaya sebagai modal
Keunikan tatacara dari pelaksaan belief suatu masyarakat dan properti yang dihasilkan mengandung nilai ekonomi di jadikan produk berupa wisata budaya
2.      Faktor ketesediaan modal
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan ekonomi maka modal sangatlah diperlukan baik barang maupun uang.
E.     Apakah dapat berjalan dan berkembang sesuai kebijakan pemerintah
·         Faktor penentu pertumbuhan Ekonomi yang perkembangnya sesuai dengan kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia
1)      Faktor internal
-          Faktor Ekonomi :
1.      Cadangan Devisa Negara
BankIndonesia(BI) melaporkan cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada akhir Februari 2017 naik sekitar US$ 3 miliar menjadi US$ 119,9 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menjelaskan cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2017 tercatat menjadi US$ 119,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2017 yang sebesar US$ 116,9 miliar.
"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi penerimaan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas," kata Tirta, Selasa (7/3/2017).
2.      berita fundamental ekonomi awal desember 2016
Bank Indonesia (BI) menegaskan fundamental makro ekonomi Indonesia sangat baik saat ini. Kondisi tersebut menurut BI tidak akan menyebabkan capital outflow besar-besaran seperti yang terjadi pada tahun 2013.
Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan, saat ini fundamental ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan pada tahun 2013. Pertama, dari sisi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) saat ini sebesar 1,8 persen jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,2 persen.
"Sekarang hanya 1,8 persen. Untuk seluruh 2016 kami proyeksi di bawah 2 persen," ujar Juda Agung di Gedung Bank Indonesia, Kamis (14/12).
Kedua, inflasi yang pada tahun tersebut berada di atas 8,00 persen kini bisa ditahan cukup rendah di kisaran 3,00-3,20 persen. Ketiga, cadangan devisa lebih baik yang menurut Dana Moneter Internasional (IMF) berada di posisi 122 persen tingkat kecukupan cadangan devisa. 
Keempat, portofolio investasi Indonesia yang didominasi oleh investor jangka panjang, sedangkan pada 2013 didominasi oleh trader.
Bank sentral juga menilai bahwa aliran modal keluar (capital outflow) yang terjadi pada Oktober 2016 lalu tidak sebesar yang terjadi pada 2013. Karena pada tahun tersebut aliran modal keluar secara besar terjadi pada bulan April dan baru pulih dengan kembali masuk pada bulan Agustus atau empat bulan kemudian. Sedangkan yang terjadi pada Oktober lalu sudah pulih kembali pada awal Desember kemarin, sehingga rupiah pun menguat.
Rupiah sempat menyentuh Rp 13.800 per dolar AS saat Donald Trump terpilih menjadi Presiden AS. Namun kemudian pada awal Desember ini rupiah mengalami penguatan hingga di kisaran Rp 13.200 per dolar AS.
Sementara itu pada perdagangan pagi ini rupiah melemah tipis di Rp 13.420 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di Rp 13.384 per dolar AS. Adapun selanjutnya rupiah terus melaju dalam tren penguatan.
Berita fundamental ekonomi 2017
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis mampu menjaga fundamental ekonomi Indonesia tahun ini tetap sehat. Optimisme itu muncul setelah menyaksikan kondisi ekonomi makro selama 2016 yang terjaga dengan baik.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara menyebutkan, secara year on year, pada 2016 konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh cukup stabil di level 5% (Q3), investasi tumbuh positif di angka 4,1% (Q3), dan inflasi terjaga di level 3,02%.
·         Faktor penentu pertumbuhan Ekonomi yang perkembangnya lambat di Indonesia Dan kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia
1.      Faktor Ilmu pengetahuan dan teknologi 
Minimnya perkembangan faktor ini di indonesia berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi di indonesia, contoh:
 pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia yang di kuasai bangsa asing karna kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengolah Sumber daya alam yang di miliki indonesia
Kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dalam  Pemeraatan kualitas pendidikan yang menyebabkan kualitas Sumber Daya Manusia pun Rendah   
2.      Faktor Sumber daya alam
Banyak faktor yang mempengaruhi Sumber daya Alam tidak berkembang
·         Karna perkembangan Sumber daya manusia yang rendah , yang berperan sebagai pelasana atau pekerja yang mengelola Sumber daya alam tersebut .
·         Karna ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam yang rendah

F.      Perubahan dan struktur ekonomi dan dampak terhadap masyarakat
Perubahan adalah transformasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diharapkan di masa yang akan datang. Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukan komposisi atau susunan sektor ekonomi yang menjadikan ciri khas dari perekonomian suatu negara. Maka dapat disimpulkan bahwa perubahan struktur ekonomi adalah transformasi yang menunjukan komposisi atau susunan sektor ekonomi yang menjadikan ciri khas perekonomian suatu negara.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok, yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, transformasi ekonomi, dan kelanjutan perubahan masyarakat yang agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan atau transformasi yang terjadi dalam struktur ekonomi maupun struktur sosial ini sebenarnya merupakan suatu gejala yang sangat wajar bagi perekonomian suatu negara, seiring dengan perkembangan teknologi industri serta permintaan masyarakat modern terhadap jasa-jasa pelayanan umum. Meskipun demikian, tentu saja akan terjadi dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negatif.
·         Dampak positif
-          Penyerapan tenaga kerja (pengangguran) di perkotaan pada industri-industri baru.
-          Percepatan arus uang dan barang yang merangsang pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
-          Pada sektor pertanian memungkinkan adanya perubahan struktur ekonomi agraris menjadi ekonomi agroindustri (modern).
-          Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga dalam hal ini masyarakat menguasai diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
·         Dampak Negatif
-          Adanya industralisasi mengakibatkan berkurangnya lahan tempat tinggal untuk masyarakat.
-          Hilangnya habitat alam, baik hayati atau hewani. Sehingga konsumsi akan hewan dan tumbuhan lambat laun berkurang.
-          Adanya pembangunan ekonomi yang tidak sempurna menyebabkan kerusakan alam, yang mengakibatkan bencana alam.
-          Berkurangnya lahan tempat tinggal akibat urbanisasi masyarakat.

G.    Contoh kasus berkaitan dengan PDB, pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi di Indonesia, beserta analisisnya.
1.      Contoh kasus PDB, diambil dari www.republika.co.id
Jumat , 17 March 2017, 17:03 WIB
Indonesia economic growth to reach
5 up to 5.4 percent: BI
Rep: Iit Septyaningsih/Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) expressed optimism that Indonesia economic growth this year will be in the range of 5 to 5.4 percent. It was due to the increase in global commodity prices which had positive impacts to Indonesia economy. "We're still confidence (the growth will be) in the range of 5 to 5.4 percent. We continue to observe the temporary increase," said Assistant Governor of Economic and Monetary Policy Department BI, Dody Budi Waluyo, in Jakarta, Thursday (March 16).
He explained that the improvement in global commodity prices had positive influences and were absorbed directly into consumption. He pointed out that income of most farmers in eastern Indonesia was also rising due to increase of commodities export. "Motorcycle sales also rose due to higher demand," said Dody.
He added, heavy equipment industry was also had a positive increase in sale. Seeing these conditions, BI believed that Indonesia economic growth in the first quarter of 2017 will be turned towards positive direction. "We're still monitoring. There is no assumption of significant shock in global economy and increase in demand," said Dody.

Previously, BI stated that in February 2017, inflation rate was still under control. Inflation rate in February 2017 was stood at 0.23 percent month to month (mtm), lower than last month, 0.97 percent mtm.

Translate Bahasa Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 sampai 5,4 persen: BI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di kisaran 5 sampai 5,4 persen. Itu karena kenaikan harga komoditas global yang memiliki dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. "Kami masih percaya diri (pertumbuhan akan) di kisaran 5 sampai 5,4 persen. Kami terus mengamati peningkatan sementara," kata Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter dan BI, Dody Budi Waluyo, di Jakarta, Kamis (16 Maret).
Dia menjelaskan bahwa peningkatan harga komoditas global memiliki pengaruh positif dan diserap langsung ke konsumsi. Dia menunjukkan bahwa pendapatan sebagian besar petani di Indonesia Timur juga telah meningkat karena peningkatan ekspor komoditas. "sepeda motor Juga mengalami peningkatan penjualan dikarenakan permintaan yang lebih tinggi," kata Dody.
Dia menambahkan, industri alat berat juga mengalami peningkatan positif dalam penjualan. Melihat kondisi ini, Bank Indonesia yakin bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2017 akan berubah menuju arah yang positif. "Kami masih memantau. Tidak ada asumsi yang signifikan dalam ekonomi global dan Peningkatan permintaan," kata Dody.

Sebelumnya, bank sentral menyatakan bahwa pada bulan Februari 2017, tingkat inflasi masih terkendali. Tingkat inflasi di Februari 2017 itu Berdiri di 23 persen dari bulan ke bulan (mtm), lebih rendah dari bulan lalu, 0,97 persen mtm.

Analisis :
Dalam berita tersebut menjelaskan bahwa Bank Indonesia menyatakan optimisnya pertumbuhan ekonomi di indonesia pada tahun ini (2017) akan berada di kisaran 5-5,4%. Itu dikarenakan harga komoditi global yang memberikan dampak positif bagi negara indonesia.
Harga komoditi tersebut berupa :
-          Pendapatan petani di daerah timur indonesia meningkat karena komoditas ekspor.
-          Penjualan sepeda motor juga naik karena permintaan yang lebih tinggi
-          Industri alat berat juga mengalami peningkatan yang positif
-       Tingkat inflasi masih terkendali, ketika bulan februari tingkat inflasi berkisar 0,23% tetapi lebih rendah 0,97% dari bulan lalu (mtm)
Dalam hal tersebut memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dan berada dikisaran 5-5,4%. Yang salah satunya disebabkan oleh harga komoditi penjualan motor naik hal itu menyebabkan perubahan struktur ekonomi indonesia menjadi sedikit berubah. Ketika kepemimpinan Soeharto, indonesia menjadi negara agraris. Tetapi untuk masa kini struktur ekonomi indonesia lebih meningkat pada sektor Jasa dan Industri. Itu mengakibatkan penjualan motor meningkat, karena tingginya sektor jasa transportasi seperti ojek online. Industri alat berat meningkat karena sektor pembangunan meningkat.


REFERENSI

http://id.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-growth-annual diakses pada tanggal 20 maret 2017 pukul 14.35 WIB.
www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-produk-domestik-bruto-pdb.html?m=1 diakses pada tanggal 19 maret 2017  pukul 10.37 WIB.
http://www.slideshare.net/LRNurH/indonesia-pada-masa-orde-baru diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 16.00 WIB
https://www.slideshare.net/ismiayu/masa-pemerintahan-susilo-bambang-yudhoyono diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul 16.30 WIB

Irwan. 2015. DINAMIKA & PERUBAHAN SOSIAL PADA KOMUNITAS LOKAL. Yogyakarta. Deepublish.
www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-fundamental-menurut-para-ahli/ diakses pada tanggal 16 maret 2017 pukul 20.00WB