NAMA: ALVIRA REVANIYANTI
KELAS : 1EB19
NPM : 20216663
PRODUK DOMESTIK BRUTO &
PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
A. Pengertian dan Contoh PDB ( Produk Domesitik Bruto)
1) Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah produksi berupa barang atau jasa
yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam batas wilayah (domestik)
selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang
bersangkutan.
Barang-barang
yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Rumus PDB dengan pendekatan pengeluaran
|
PDB = C + I + ( X – M) +G
|
C = Konsumsi
I =
Investasi
X = ekspor
M = Import
G = Pengeluaran
Negara
·
Contoh data PDB yang diambil dari trading economics
indonesia
Kalender
|
GMT
|
Referensi
|
Realisasi
|
Sebelum Ini
|
Kesepakatan
|
Perkiraan
|
2016-11-07
|
04:00 AM
|
Q3
|
5.02%
|
5.19%
|
5.04%
|
5.0%
|
2017-02-06
|
04:00 AM
|
Q4
|
4.94%
|
5.01%
|
5.07%
|
5.1%
|
2017-02-06
|
04:00 AM
|
2016
|
5.02%
|
4.88%
|
5.04%
|
5%
|
2017-05-04
|
02:00 AM
|
Q1
|
-
|
4.94%
|
-
|
5%
|
2017-08-05
|
02:00 AM
|
Q2
|
-
|
-
|
-
|
5.1%
|
B. Pertumbuhan dan perubahan
struktur ekonomi indonesia
1) Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.
·
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
1.
Faktor produksi
2.
Faktor investasi
3.
Faktor perdagangan luar negeri dan neraca
pembayaran
4.
Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5.
Faktor keuangan Negara
Sedangkan
Tambunan, dalam bukunya Perekonomian Indonesia, menulis bahwa di dalam
teoti-teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh
ketersediaan dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital,
teknologi, bahan baku, enterpreneurship dan energi. Akan tetapi, faktor penentu
tersebut untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan jangka
pendek.
Dengan kata
lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih baik, sama atau lebih
buruk dari tahun 2000 lebih ditentukan oleh faktor-faktor yang sifatnya lebih
jangka pendek, yang dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal.
Faktor
eksternal didominasi oleh faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan
internasional dan pertumbuhan ekonomi kawasan atau dunia.
1.
Faktor-faktor Internal
a.
Faktor ekonomi, antara lain:
-
Buruknya fundamental ekonomi nasional
-
Cadangan devisa
-
Hutang luar negeri dan ketergantungan impor
-
Sektor perbankan dan riil
-
Pengeluaran konsumsi
b.
Faktor non ekonomi, antara lain:
-
Kondisi politik, social dan keamanan
-
PMA dan PMDN
-
Pelarian modal ke luar negeri
-
Nilai tukar rupiah
2.
Faktor-faktor
Eksternal
-
Kondisi perdagangan dan perekonomian regional
atau dunia
2) Teori Pertumbuhan Ekonomi
1.
Aliran Klasik
·
Teori Adam Smith
Pertumbuhan
ekonomi bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertam-bahan
penduduk maka akan terdapat pertambahan output.
·
Teori David Ricardo
Pertumbuhan
penduduk yang semakin besar akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah menjadi turun.
2.
Aliran Neo Klasik
·
Teori Robert Solow
Pertumbuhan
ekonomi bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknol ogi modern
dan hasil atau output.
·
Teori Joseph Scumpeter
Proses
pertumbuhan ekonomi merupakan proses inovasi ( pembaharuan dalam cara berproduksi
yang lebih efisien ) yang dilaksanakan oleh para innovator/wirausahawan.
3.
Aliran Moderen
·
Kualitas SDM dan kemajuan teknologi
·
Energi
·
Kewirausahaan
·
Bahan baku
·
Material
3) Perubahan Struktur Perekonomian Nasional
Pembangunan
ekonomi dalam jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional, akan
membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional
dengan pertanian sebagai sector utama ke ekonomi modern yang didominasi sector
non primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing return to scale
(relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang
dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi (Weiss, 1988).
Meminjam
istilah Kuznets, perubahan struktur ekonomi umum disebut transformasi structural
dan dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling terkait satu
dengan lainnya dalam komposisi permintan agregat, perdagangan luar negeri
(ekspor dan impor), dan penawaran agregat (produksi dan penggunaan
factor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna
mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
(Chenery, 1979).
Teori perubahan
structural menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang
dialami oleh negara-negara sedang berkembang, yang semula bersifat subsisten
(pertanian tradisional) dan menitikberatkan sector pertanian menuju struktur
perekonomian yang lebih modern yang didominasi sector non primer, khususnya
industri dan jasa. Ada 2 teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis
perubahan struktur ekonomi yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis
Chenery (teori transformasi structural).
Teori Arthur
Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di
pedesaan dan perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa
perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian
modern di perkotaan dengan industri sebagai sector utama. Di pedesaan, karena
pertumbuhan penduduknya tinggi, maka kelebihan suplai tenaga kerja dan tingkat
hidup masyarakatnya berada pada kondisi subsisten akibat perekonomian yang
sifatnya juga subsisten. Over supply tenaga kerja ini ditandai dengan nilai
produk marjinalnya nol dan tingkat upah riil yang rendah.
Di dalam
kelompok Negara LDCs, banyak Negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang
pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dann prosesnya berbeda
antarnegara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam sejumlah
faktor-faktor internal berikut :
1.
Kondisi dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri
(Economic Base)
Suatu Negara
yang pada wal pembangunan ekonomi atau industry-industri dasar (seperti mesin,
besi, dan baja) yang relative akan mengalami proses industrialisasi yang lebih
pesat atau cepat dibandingkan yang hanya memiliki indistri-industri ringan
(seperti tekstil, pakaian jadi, alas kaki, makanan, dan minuman).
2.
Besarnya Pasar Dalam Negeri
Dalam hal ini
besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi antara jumlah
populasi dan tingkat pendapatan riil per kapita. Pasar dalam negeri yang besar
seperti Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta orang (walau
tingkat pendapatan per kapita rendah), merupakan salah satu faktor insentif
pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industry, karena menjamin adanya skala
ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor
penentu lainnya mendukung).
3.
Pola Distribusi Pendapatan
Faktor ini
sangat mendukung faktor pasar di atas. Walaupun tingkat pendapatan rata-rata
per kapita pesat, tetapi kalau distribusinya sangat pincang, kenaikan
pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi pertumbuhan industry-industri
selain industry-industri yang membuat barang-barang sederhana, seperti makanan,
minuman, sepatu, dan pakaian jadi.
4.
Karakteristik Industrialisasi
Karakter
industrialisasi antara lain mencakup cara pelaksanaan atau strategi
pengembangan industry yang diterapkan, jenis industry yang diunggulkan, pola
pembangunan industry, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya
berbeda antar Negara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda
antarnegara.
5.
Keberadaan Sumber Daya Alam (SDA)
Ada
kecenderungan bahwa Negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang
lebih rendah atau terlambat diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada
Negara yang miskin SDA. Sebagai contoh Indonesia yang awalnya sangat
mengandalkan kekayaan SDAnya, terutama migas, dapat dikatakan relative
terlambat melakukan industrialisasi dibandingkan Negara-negara kecil dan miskin
SDA di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan
Singapura.
6.
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Fakta
menunjukkan bahwa di Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup atau
inward looking policy, pola dan hasil industrialisasinya berbeda dibandingkan
di Negara-negara yang menerapkan outward looking policy. Banyak LDCs, termasuk
Indonesia, pada awal pembangunan menerapkan kebijakan protektif terhadap sector
industrinya, kebijakan yang umum disebut impor substitution policy. Hasilnya,
sector industry mereka berkembang tidak efisien, sangat tergantung pada impor,
dan tingkat diversifikasinya rendah, khususnya lemah dikelompok midstream
industries (seperti industry barang modal, input perantara, dan
komponen-komponen untuk industry-industri hilir) yang pada umumnya menerapkan
system produksi assembling.
Sedangkan
Negara-negara berpendapatan tinggi di Asia Tenggara dan Timur, seperti Jepang,
Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hongkong, yang berhasil dalam
menstransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam periode yang relative tidak terlalu lama.
C. Sejarah pertumbuhan
ekonomi selama orde baru hingga saat ini
·
Masa Orde Baru (1966 - 1998)
Struktur
perekonomian Indonesia pada tahun 1950-1965 dalam keadaan kritis. Pada masa
Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh
kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi
swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada
usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat
inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Tindakan
pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang
menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi
penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan
pemerintah. Secara garis besar, upaya pemulihan struktur perekonomian dan
pembangunan pada masa orde baru, pemerintah menempuh cara sebagai berikut:
-
Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
Stabilisasi
ekonomi berarti mengendalikan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak
terus. Dan rehabilitasi ekonomi adalah perbaikan secara fisik sarana dan
prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi
berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah terwujudnya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
-
Kerja Sama Luar Negeri
-
Pembangunan Nasional
Tujuan
Pembangunan nasional adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur yang merata
materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1.
Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30
tahun
2.
Jangka pendek mencakup periode 5 tahun
(Pelita/Pembangunan Lima Tahun)
Merupakan jabaran lebih rinci dari pembangunan
jangka panjang sehingga tiap pelita akan selalu saling
berkaitan/berkesinambungan.
Pelaksanaan
Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru berpedoman pada
Trilogi Pembangunan dan Delapan jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut
adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan
ekonomi yang stabil. Isi Trilogi Pembangunan adalah :
·
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
·
Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
·
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
·
Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Selama masa Orde Baru terdapat 6 Pelita, yaitu:
1.
Pelita I (1 April 1969 - 31 Maret 1974)
·
Menitik beratkan pada sektor pertanian dan
industri yang mendukung sektor pertanian.
·
Tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf hidup
rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap
berikutnya dengan sasaran dalam bidang Pangan, Sandang, Perbaikan prasarana,
perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani.
2.
Pelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)
·
Menitik beratkan pada sektor pertanian dengan
meningkatkan insdutri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
·
Sasaran utamanya adalah tersedianya pangan,
sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas
kesempatan kerja.
·
Pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7% per
tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi mencapai 60% dan pada
akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%. Selanjutnya pada tahun keempat
Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
3.
Pelita III (1 April 1979 - 31 Maret 1984)
·
Menitik beratkan pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi.
4.
Pelita IV (1 April 1984 - 31 Maret 1989)
·
Titik beratnya adalah sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin
industri sendiri.
·
Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang
berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan
kebijakan moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat
dipertahankan.
5.
Pelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994)
·
Titik beratnya pada sektor pertanian dan
industri.
·
Indonesia memiki kondisi ekonomi yang cukup
baik dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,8 % per tahun.
6.
Pelita VI (1 April 1994 hingga 31 Maret 1999)
·
Titik beratnya masih pada pembangunan pada
sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan
dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
·
Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak
utama pembangunan. Pembangunan nasional Indonesia dari pelita ke pelita
berikutnya terus mengalami peningkatan keberhasilan pembangunan.
·
Pada periode ini terjadi krisis moneter yang
melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter
dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan
rezim Orde Baru runtuh.
·
Masa Reformasi (1998 - Sekarang)
a.
Presiden B.J.Habibie
Pada
tanggal 14 dan 15 Mei 1997, nilai tukar baht Thailand terhadap dolar AS
mengalami suatu goncangan hebat akibat para investor asing mengambil keputusan
‘jual’ karena mereka para investor asing tidak percaya lagi terhadap prospek
perekonomian negara tersebut, paling tidak untuk jangka pendek. Pemerintan
Thailand meminta bantuan IMF. Pengumuman itu mendepresiasikan nilai baht
sekitar 15% hingga 20% hingga mencapai nilai terendah, yakni 28,20 baht per
dolar AS.
Apa yang
terjadi di Thailand akhirnya merebet ke Indonesia dan beberapa negara Asia
lainnya. Rupiah Indonesia mulai merendah sekitar pada bulan Juli 1997, dari Rp
2.500 menjadi Rp 2.950 per dolar AS. Nilai rupiah dalam dolar mulai tertekan
terus dan pada tanggal 13 Agustus 1997 rupiah mencapai rekor terendah, yakni Rp
2.682 per dolar AS sebelum akhirnya ditutup Rp 2.655 per dolar AS. Pada tahun
1998, antara bulan Januaru-Februari sempat menembus Rp 11.000 per dolar AS dan
pada bulan Maret nilai rupiah mencapai Rp 10.550 untuk satu dolar AS.
Keadaan sistem
ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan transisi memiliki karakteristik
sebagai berikut:
·
Kegoncangan terhadap rupiah terjadi pada
pertengahan 1997, pada saat itu dari Rp 2500 menjadi Rp 2650 per dollar AS.
Sejak masa itu keadaan rupiah menjadi tidak stabil.
·
Krisis rupiah akhirnya menjadi semakin parah
dan menjadi krisis ekonomi yang kemudian memuncuilkan krisis politik terbesar
sepanjang sejarah Indonesia.
·
Pada awal pemerintahan yang dipimpin oleh
Habibie disebut pemerintahan reformasi. Namun, ternyata pemerintahan baru ini
tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, sehingga kalangan masyarakat lebih suka
menyebutnya sebagai masa transisi karena KKN semakin menjadi, banyak kerusuhan.
Yang dilakukan habibie untuk memperbaiki
perekonomian indonesia :
Ø Merekapitulasi
perbankan dan menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi
perekonomian.
Bank Indonesia
adalah lembaga negara yang independent berdasarkan UU No. 30 Tahun 1999 Tentang
Bank Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia didukung oleh 3 (tiga) pilar yang
merupakan 3 (tiga) bidang utama tugas Bank Indonesia yaitu :
-
Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan
moneter
-
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran
-
Mengatur dan mengawasi Bank
Ø Melikuidasi
beberapa bank bermasalah.
Likuiditas
adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pengertian lain adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi
kewajiban atau utang yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya.
Banyaknya utang perusahaan swasta yang jatuh tempo dan tak mampu membayarnya
dan pada akhirnya pemerintah mengambil alih bank-bank yang bermasalah dengan
tujuan menjaga kestabilan ekonomi Indonesia yang pada masa itu masih rapuh.
Ø Menaikan nilai
tukar rupiah
Selama lima
bulan pertama tahun 1998, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berfluktuasi.
Selama triwulan pertama, nilai tukar rupiah rata-rata mencapai sekitar Rp9200,-
dan selanjutnya menurun menjadi sekitar Rp8000 dalam bulan April hingga
pertengahan Mei. Nilai tukar rupiah cenderung di atas Rp10.000,- sejak minggu
ketiga bulan Mei. Kecenderungan meningkatnya nilai tukar rupiah sejak bulan Mei
1998 terkait dengan kondisi sosial politik yang bergejolak. nilai tukar rupiah
menguat hingga Rp. 6500 per dollar AS di akhir masa pemerintahnnya.
Ø Mengimplementasikan
reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF.
b.
Presiden Abdurahman wahid
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kondisi perekonomian Indonesia mulai
mengarah pada perbaikan, di antaranya pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju
inflasi dan tingkat suku bunga yang rendah, sehingga kondisi moneter dalam
negeri juga sudah mulai stabil.
Hubungan pemerintah dibawah pimpinan Abdurahman Wahid dengan IMF juga
kurang baik, yang dikarenakan masalah, seperti Amandemen UU No.23 tahun 1999
mengenai bank Indonesia, penerapan otonomi daerah (kebebasan daerah untuk
pinjam uang dari luar negeri) dan revisi APBN 2001 yang terus tertunda.
Politik dan
sosial yang tidak stabil semakin parah yang membuat investor asing menjadi
enggan untuk menanamkan modal di Indonesia. Makin rumitnya persoalan ekonomi
ditandai lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung
negatif, bahkan merosot hingga 300 poin, dikarenakan lebih banyaknya kegiatan
penjualan daripada kegiatan pembelian dalam perdagangan saham di dalam negeri.
Pada masa
kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti
untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan
ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN
(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian
inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal
Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat.
c.
Presiden Megawati Soekarnoputri
Kebijakan-kebijakan
yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain:
1.
Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$
5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang
luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
2.
Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah
menjual perusahaan negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi
perusahaan negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi
beban negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menjadi 4,1 %. Namun kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena
BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
3.
Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi belum ada gebrakan konkrit dalam
pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi membuat banyak investor
berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan mengganggu jalannya
pembangunan nasional.
d.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kebijakan yang dilakukan
adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia atau menaikkan harga Bahan Bahan
Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi
bantuan tersebut di berhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang
membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan
yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan SBY dalam
perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam kasus bank century yang sampai
saat ini belum terselesaikan bahkan sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk
menyelesaikan kasus bank century ini.
Kondisi
perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5 persen pada 2011.
Dengan
demikian, prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula. Sementara itu,
pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang pada
triwulan IV - 2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai sekitar 17
persen dan masih berlanjut pada Januari 2010. Salah satu penyebab utama
kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang
berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang negara.
Masalah-masalah besar lain pun masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makro
ekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara
menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi
dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat,
masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
e.
Pemerintahan Joko widodo (saat ini)
Namun saat ini, Pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk tertinggi di
dunia. Pertumbuhan ekonomi indonesia diklaim hanya kalah dari India dan China.
Meski banyak negara produsen komoditas mengalami pukulan namun indonesia masih
memiliki kemampuan untuk menjaga pertumbuhan ekonominya yang pada kuartal
III/2016 tumbuh 5,04%.
D.
Faktor-faktor yang menentukan prospek pertumbuhan ekonomi
indonesia
Ø Faktor Internal
a.
faktor Ekonomi :
-
Cadangan Devisa Negara
semakin
besar cadangan devisa negara maka akan maju dan penuh denga inovasi ,
sebaliknya jika devisa negara rendah
maka kemajuan dan kemakmuran di negara tersebut sulit dicapai.
-
Baik /buruknya fundamental ekonomi
nasional
Fundamental adalah hal hal
yang berhubungan dengan ekonomi ,keuangan , dan faktor operasional yang
memperngaruhi perekonomian
Dibutuhkan
fundamental yang baik dan kuat terhadap tekanan ekonomi yang semakin besar
dan menopang pertumbuhan ekonomi di
negara tersebut.
-
Sektor
perbankan nasional
·
Stabilitas
kebijakan moneter , kestabilan perekonomian negara ada di tangan sektor bank
·
Indonesia
memilik sektor bank yaitu bank indonesia , peran sektor bank dalam perekonomian negara adalah
1.
Menjaga
stabilitas moneter
2.
Menciptakan
kinerja lembaga keuangan yang baik
3.
Mengatur
dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
4.
Menjalakan
riset dan pemantauan stabilitas keuangan negara
5.
Sebagai
pengaman sistem keuangan
6.
Menciptakan
uang giral
7.
Menjadi
perantara keuangan
8.
Mengelola
arus pembayaran dan pelayanan jasa jasa seputar perbankan
9.
Memelihara
cadangan devisa negara
10.
Mengawas
bank
11.
Sebagai
bankir sekaligus agen dan penasihat pemerintah
b. faktor
nonekonomi
-
kondisi politik ,sosial dan keamanan negara
kegiatan
dalam sistem pembanguan negara melalui pembagian pembagian kekuasaan
, kestabilan politik mendukung pertumbuhan ekonomi modal untuk ekspor ke luar negeri mempengaruhi
laju pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah pemilihan umum (pemilu). Pemilu
akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi karena
penyerapan belanja pemerintah akan dihabiskan pada pesta demokrasi ini
-
nilai kurs (tukar) Rupiah
dipengaruhi oleh kebutuhan dolar
AS untuk menjaga agar nilai tukar rupiah
tidak semakin turun atau tetap stabil dan menjaga kesinambungan ekonomi
Ø Faktor Eksternal
-
Kondisi Perdagangan dan perekonomian regional atau dunia
merupakan faktor eksternal
yang sangat penting untuk mendukung proses pemulihan ekonomi diIndonesia.
Mengapa kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau duniatersebut
dinilai penting? Sebab, apabila
kondisi perdagangan dan perekonomian negara-negara tersebut terutama mitra
indonesia sedang melemah. Maka akan berdampak pula pada proses pemulihan yang
akan semakin mengulur waktu dan akibatnya dapat menghambat kemajuan
perekonomian Indonesia.
Ø
Beberapa faktor penunjang
-
Faktor Sumber daya alam
Karna Negara dengan kekayaan alam yang tinggi
dan memiliki nilai ekonomi akan lebih mudah mengembangkan perekonomiannya
,banyak kekayaan dari dasar bumi jika di kelola dengan baik akan menghasilkan
keuntungan besar
-
Faktor
Sumber daya manusia
Faktor ini sebagai pendukung penting , tenaga kerja dan pengusaha
yang mampu mengelola sumber daya alam ,produksi barang ,atau jasa
Sumber daya manusia juga berperan dalam
penciptaan teknologi baru , maka jika suatau negara menginginkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi maka negara tersebut harus menigkatkan kualitas sumber daya
manusianya terlebih dahulu.
-
Faktor Ilmu pengetahuan dan teknologi
Teknologi merupakan penentu pertumbuhan
ekonomi maupun pembangunan ekonomi karena penguasaan teknologi yang baik maka
akan memudahkan negara suatu negara dalam mengelola sumber daya alam yang
dimilik negara y=tersebut sehingga dapat mencapai tingkat pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi yang tinggi.
1.
Faktor
Budaya
Faktor budaya sebagai modal dasr pembangunan ekonomi budaya dapat
dipandang sebagai aset atau sebagai modal yang dapat di kembangkan menjadi
produk atau karya seni yang dapat di perkenalkan pada negara lain dan memiliki
nilai ekonomi
Ø Budaya sebagai asset
Sebagai wadah atau sarana dalam pembangunan ekonomi. Niloai dan
sarana sosial menjadi alat penyampaian atau sosialisasi yang selanjutnya
menjadi dasar mekanisme dalam pertumbuhan ekonomi
Ø Budaya sebagai modal
Keunikan tatacara dari pelaksaan belief suatu masyarakat dan
properti yang dihasilkan mengandung nilai ekonomi di jadikan produk berupa
wisata budaya
2.
Faktor
ketesediaan modal
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan ekonomi maka
modal sangatlah diperlukan baik barang maupun uang.
E. Apakah dapat berjalan dan
berkembang sesuai kebijakan pemerintah
·
Faktor penentu pertumbuhan Ekonomi yang
perkembangnya sesuai dengan kebijakan
Ekonomi Pemerintah Indonesia
1) Faktor
internal
-
Faktor Ekonomi :
1. Cadangan
Devisa Negara
BankIndonesia(BI) melaporkan cadangan devisa (Cadev) Indonesia pada akhir Februari 2017
naik sekitar US$ 3 miliar menjadi US$ 119,9 miliar.
Direktur
Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menjelaskan cadangan devisa
Indonesia akhir Februari 2017 tercatat menjadi US$ 119,9 miliar, lebih tinggi
dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2017 yang sebesar US$ 116,9 miliar.
"Peningkatan
tersebut terutama dipengaruhi penerimaan devisa, antara lain berasal dari
penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman
luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI)
valas," kata Tirta, Selasa (7/3/2017).
2. berita
fundamental ekonomi awal desember 2016
Bank
Indonesia (BI) menegaskan fundamental makro ekonomi Indonesia sangat baik saat
ini. Kondisi tersebut menurut BI tidak akan menyebabkan capital outflow besar-besaran seperti yang terjadi pada tahun
2013.
Direktur
Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan, saat ini
fundamental ekonomi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan pada tahun 2013.
Pertama, dari sisi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) saat ini sebesar 1,8 persen jauh lebih
rendah dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,2 persen.
"Sekarang
hanya 1,8 persen. Untuk seluruh 2016 kami proyeksi di bawah 2 persen,"
ujar Juda Agung di Gedung Bank Indonesia, Kamis (14/12).
Kedua,
inflasi yang pada tahun tersebut berada di atas 8,00 persen kini bisa ditahan
cukup rendah di kisaran 3,00-3,20 persen. Ketiga, cadangan devisa lebih baik
yang menurut Dana Moneter Internasional (IMF) berada di posisi 122 persen
tingkat kecukupan cadangan devisa.
Keempat,
portofolio investasi Indonesia yang didominasi oleh investor jangka panjang,
sedangkan pada 2013 didominasi oleh trader.
Bank sentral
juga menilai bahwa aliran modal keluar (capital outflow) yang
terjadi pada Oktober 2016 lalu tidak sebesar yang terjadi pada 2013. Karena
pada tahun tersebut aliran modal keluar secara besar terjadi pada bulan April
dan baru pulih dengan kembali masuk pada bulan Agustus atau empat bulan
kemudian. Sedangkan yang terjadi pada Oktober lalu sudah pulih kembali pada
awal Desember kemarin, sehingga rupiah pun menguat.
Rupiah
sempat menyentuh Rp 13.800 per dolar AS saat Donald Trump terpilih menjadi
Presiden AS. Namun kemudian pada awal Desember ini rupiah mengalami penguatan
hingga di kisaran Rp 13.200 per dolar AS.
Sementara
itu pada perdagangan pagi ini rupiah melemah tipis di Rp 13.420 per dolar AS
dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya di Rp 13.384 per dolar AS.
Adapun selanjutnya rupiah terus melaju dalam tren penguatan.
Berita
fundamental ekonomi 2017
Kementerian
Keuangan (Kemenkeu) optimistis mampu menjaga fundamental ekonomi Indonesia
tahun ini tetap sehat. Optimisme itu muncul setelah menyaksikan kondisi ekonomi
makro selama 2016 yang terjaga dengan baik.
Kepala
Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara menyebutkan, secara year
on year, pada 2016 konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh cukup stabil di level
5% (Q3), investasi tumbuh positif di angka 4,1% (Q3), dan inflasi terjaga di
level 3,02%.
·
Faktor penentu pertumbuhan Ekonomi yang
perkembangnya lambat di Indonesia Dan
kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia
1. Faktor
Ilmu pengetahuan dan teknologi
Minimnya
perkembangan faktor ini di indonesia berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi
di indonesia, contoh:
pengelolaan Sumber Daya Alam di Indonesia yang
di kuasai bangsa asing karna kurangnya ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mengolah Sumber daya alam yang di miliki indonesia
Kurangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dalam Pemeraatan kualitas pendidikan yang
menyebabkan kualitas Sumber Daya Manusia pun Rendah
2. Faktor Sumber daya alam
Banyak
faktor yang mempengaruhi Sumber daya Alam tidak berkembang
·
Karna
perkembangan Sumber daya manusia yang rendah , yang berperan sebagai pelasana
atau pekerja yang mengelola Sumber daya alam tersebut .
·
Karna
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam yang rendah
F. Perubahan dan struktur ekonomi dan dampak terhadap masyarakat
Perubahan adalah transformasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang
diharapkan di masa yang akan datang. Struktur ekonomi dipergunakan untuk
menunjukan komposisi atau susunan sektor ekonomi yang menjadikan ciri khas dari
perekonomian suatu negara. Maka dapat disimpulkan bahwa perubahan struktur
ekonomi adalah transformasi yang menunjukan komposisi atau susunan sektor
ekonomi yang menjadikan ciri khas perekonomian suatu negara.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok, yaitu
pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, transformasi ekonomi, dan kelanjutan
perubahan masyarakat yang agraris menjadi masyarakat industri. Perubahan atau
transformasi yang terjadi dalam struktur ekonomi maupun struktur sosial ini
sebenarnya merupakan suatu gejala yang sangat wajar bagi perekonomian suatu
negara, seiring dengan perkembangan teknologi industri serta permintaan
masyarakat modern terhadap jasa-jasa pelayanan umum. Meskipun demikian, tentu
saja akan terjadi dampak yang ditimbulkan baik positif maupun negatif.
·
Dampak positif
-
Penyerapan tenaga kerja (pengangguran) di
perkotaan pada industri-industri baru.
-
Percepatan arus uang dan barang yang
merangsang pendapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat.
-
Pada sektor pertanian memungkinkan adanya perubahan
struktur ekonomi agraris menjadi ekonomi agroindustri (modern).
-
Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga dalam hal ini masyarakat menguasai diri
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
·
Dampak Negatif
-
Adanya industralisasi mengakibatkan
berkurangnya lahan tempat tinggal untuk masyarakat.
-
Hilangnya habitat alam, baik hayati atau
hewani. Sehingga konsumsi akan hewan dan tumbuhan lambat laun berkurang.
-
Adanya pembangunan ekonomi yang tidak sempurna
menyebabkan kerusakan alam, yang mengakibatkan bencana alam.
-
Berkurangnya lahan tempat tinggal akibat
urbanisasi masyarakat.
G. Contoh kasus berkaitan dengan PDB, pertumbuhan dan perubahan struktur
ekonomi di Indonesia, beserta analisisnya.
1. Contoh kasus PDB, diambil dari www.republika.co.id
Jumat , 17
March 2017, 17:03 WIB
Indonesia
economic growth to reach
5 up to 5.4
percent: BI
Rep: Iit
Septyaningsih/Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) expressed optimism that Indonesia economic growth
this year will be in the range of 5 to 5.4 percent. It was due to the increase
in global commodity prices which had positive impacts to Indonesia economy.
"We're still confidence (the growth will be) in the range of 5 to 5.4
percent. We continue to observe the temporary increase," said Assistant
Governor of Economic and Monetary Policy Department BI, Dody Budi Waluyo, in
Jakarta, Thursday (March 16).
He
explained that the improvement in global commodity prices had positive
influences and were absorbed directly into consumption. He pointed out that
income of most farmers in eastern Indonesia was also rising due to increase of
commodities export. "Motorcycle sales also rose due to higher
demand," said Dody.
He
added, heavy equipment industry was also had a positive increase in sale.
Seeing these conditions, BI believed that Indonesia economic growth in the
first quarter of 2017 will be turned towards positive direction. "We're
still monitoring. There is no assumption of significant shock in global economy
and increase in demand," said Dody.
Previously, BI stated that in February 2017, inflation rate was still under control. Inflation rate in February 2017 was stood at 0.23 percent month to month (mtm), lower than last month, 0.97 percent mtm.
Translate Bahasa Indonesia
Previously, BI stated that in February 2017, inflation rate was still under control. Inflation rate in February 2017 was stood at 0.23 percent month to month (mtm), lower than last month, 0.97 percent mtm.
Translate Bahasa Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 sampai 5,4 persen: BI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimisme
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan berada di kisaran 5 sampai
5,4 persen. Itu karena kenaikan harga komoditas global yang memiliki dampak
positif terhadap perekonomian Indonesia. "Kami masih percaya diri
(pertumbuhan akan) di kisaran 5 sampai 5,4 persen. Kami terus mengamati
peningkatan sementara," kata Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Ekonomi
Moneter dan BI, Dody Budi Waluyo, di Jakarta, Kamis (16 Maret).
Dia menjelaskan bahwa peningkatan harga komoditas global
memiliki pengaruh positif dan diserap langsung ke konsumsi. Dia menunjukkan
bahwa pendapatan sebagian besar petani di Indonesia Timur juga telah meningkat
karena peningkatan ekspor komoditas. "sepeda motor Juga mengalami
peningkatan penjualan dikarenakan permintaan yang lebih tinggi," kata Dody.
Dia menambahkan, industri alat berat juga mengalami
peningkatan positif dalam penjualan. Melihat kondisi ini, Bank Indonesia yakin bahwa pertumbuhan ekonomi
pada kuartal pertama 2017 akan berubah menuju arah yang positif. "Kami
masih memantau. Tidak ada asumsi yang
signifikan dalam ekonomi global dan Peningkatan permintaan," kata
Dody.
Sebelumnya, bank sentral menyatakan bahwa pada bulan
Februari 2017, tingkat inflasi masih terkendali. Tingkat inflasi di Februari
2017 itu Berdiri di 23 persen dari bulan
ke bulan (mtm), lebih rendah dari bulan lalu, 0,97 persen mtm.
Analisis :
Dalam berita tersebut
menjelaskan bahwa Bank Indonesia menyatakan optimisnya pertumbuhan ekonomi di
indonesia pada tahun ini (2017) akan berada di kisaran 5-5,4%. Itu dikarenakan
harga komoditi global yang memberikan dampak positif bagi negara indonesia.
Harga komoditi tersebut
berupa :
-
Pendapatan petani di daerah timur indonesia meningkat karena komoditas
ekspor.
-
Penjualan sepeda motor juga naik karena permintaan yang lebih tinggi
-
Industri alat berat juga mengalami peningkatan yang positif
- Tingkat inflasi masih terkendali, ketika bulan
februari tingkat inflasi berkisar 0,23% tetapi lebih rendah 0,97% dari bulan
lalu (mtm)
Dalam hal tersebut memberikan dampak positif
bagi pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
Indonesia meningkat dan berada dikisaran 5-5,4%. Yang salah satunya disebabkan
oleh harga komoditi penjualan motor naik hal itu menyebabkan perubahan struktur
ekonomi indonesia menjadi sedikit berubah. Ketika kepemimpinan Soeharto, indonesia
menjadi negara agraris. Tetapi untuk masa kini struktur ekonomi indonesia lebih
meningkat pada sektor Jasa dan Industri. Itu mengakibatkan penjualan motor
meningkat, karena tingginya sektor jasa transportasi seperti ojek online.
Industri alat berat meningkat karena sektor pembangunan meningkat.
REFERENSI
http://id.tradingeconomics.com/indonesia/gdp-growth-annual diakses pada tanggal 20 maret 2017 pukul
14.35 WIB.
www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-produk-domestik-bruto-pdb.html?m=1 diakses pada tanggal 19 maret 2017 pukul 10.37 WIB.
www.ilmuekonomi.net/2016/03/pengertian-definisi-dan-arti-pdb-produk-donestir-bruto-atau-gdp-gross-domestik-produk-beserta-cara-menghitungnya.html?m=1 diakses pada tanggal 03 maret 2017 pukul
20.14 WIB.
https://id.linkedin.com/pulse/sejarah-perekonomian-indonesia-ahmad-noormuhammad diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
15.20 WIB
http://www.slideshare.net/LRNurH/indonesia-pada-masa-orde-baru diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
16.00 WIB
https://www.slideshare.net/ismiayu/masa-pemerintahan-susilo-bambang-yudhoyono diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
16.30 WIB
http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-pertumbuhan-ekonomi-dan-faktornya.html diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
20.00 WIB
https://www.scribd.com/doc/239875700/Faktor-faktor-Penentu-Prospek-Pertumbuhan-Ekonomi-Indonesia diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
20.20 WIB
http://www.yuli-agustiani.info/2015/10/analisis-pertumbuhan-ekonomi-indonesia.html diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
20.45 WIB
https://www.slideshare.net/handy456/perekonomian-indonesipertumbuhan-dan-perubahan-struktur-ekonomi diakses pada tanggal 10 Maret 2017 pukul
21.20 WIB
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/12/16/oi9fyr383-bi-fundamental-ekonomi-indonesia-saat-ini-lebih-baik-dari-2013 diakses pada tanggal 23 Maret 2017 pukul 16.16 WIB
https://ekbis.sindonews.com/read/1157841/34/indonesia-diminta-tak-terlena-dengan-kekayaan-sda-1479960344 diakses pada tanggal 23 Maret
2017 pukul 19.16 WIB
https://www.google.com/amp/dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/moneter/peran-bank-indonesia/amp diakses pada tanggal 23 Maret
2017 pukul 19.20 WIB
http://m.liputan6.com/bisnis/read/2878684/cadangan-devisa-ri-naik-jadi-us-1199-miliar-pada-februari-2017 diakses pada tanggal 23 Maret
2017 pukul 19.21 WIB
http://m.liputan6.com/bisnis/read/2878684/cadangan-devisa-ri-naik-jadi-us-1199-miliar-pada-februari-2017 diakses pada tanggal 23
Maret 2017 pukul 20.06 WIB
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.geocities.ws/mas_tri/transformasiStruktural.pdf diakses pada tanggal
19 Maret 2017 pukul 16.16 WIB
Irwan. 2015. DINAMIKA & PERUBAHAN SOSIAL PADA
KOMUNITAS LOKAL. Yogyakarta. Deepublish.
http://www.republika.co.id/berita/en/national-politics/17/03/17/omyell414-indonesia-economic-growth-to-reach-5-up-to-54-percent-bi diakses pada tanggal 18 maret 2017 pukul
00.12 WIB
http://www.sarjantahir.com/index.php/web/artikel/detail/15/BUDAYA-DALAM-PEMBANGUNAN-EKONOMI diakses pada tanggal 15 maret 2017 pukul
10.00WIB
www.ekonomikontekstual.com/2014/04/4-faktor-yang-memengaruhi-pertumbuhan-dan-pembangunan-ekonomi.html?m=1 diakses pada tanggal 15 maret 2017 pukul
11.00 WIB
www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-fundamental-menurut-para-ahli/ diakses pada tanggal 16 maret 2017 pukul
20.00WB